9 Desember 2009

Rabu, 06 Januari 2010

9 Desember 2009 tepat pukul 23.30 terdengar suara bayiku menangis keras, seorang lelaki mungil yang telah kutunggu lama.. membuatku lega, rasa sakit bekas sayatan operasi seakan hilang, ketika dokter mendekapkannya di dadaku. Subhanaalah... melahirkan anak ke dunia ternyata mengingatkanku akan banyak hal di masa lalu, menatap masa depan dan berharap anakku tidak sepertiku.

Tak kuasa kubendung ingatanku menjelajahi masa lalu, dimana aku pernah meninggalkan ayah ibuku untuk alasan yang gak penting dan tidak ada gunanya. Dan untuk menunjukkan apa? rasanya semuanya hanyalah kekonyolan yang tergambar. Perasaan kangen kepada orangtuaku terutama ibuku begitu menggebu. Tidak ada ibu disampingku saat itu, hanya suara dan doanya yang tulus yang aku dengar dari telepon genggam yang tersambung. Meskipun tak cukup tapi itu sudah membuatku mantap untuk melahirkan anakku.

 Dulu.. setidaknya ketika masa-masa muda, aku merasa orangtua mengekangku, membatasiku, hingga aku perlu marasa berontak. Kini aku tahu.. begitulah menjadi orangtua kawatir, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Yang tersisa kini hanyalah penyesalan ketika kusadari. Sedikitpun aku belum pernah bisa membalas kasih sayang orangtuaku atau setidak-tidaknya membuat ayahku bangga... Dan sesal itu keakan selalu kutanggung karena sudah tak ada lagi kesempatan menunjukkannya kepada ayahku.

Dua minggu kemudian ibuku datang setelah menempuh perjalanan kurang lebih 400 km untuk menemuiku. Kusadarai ibu semakin tua... Wajahnya yang bersih menyambutku dengan keceriaan dan harapan doa yang dia panjatkan untuk anak dan cucunya yang baru... Tak kuasa kutahan kesedihan ketika kesempatan itu hanya bisa kunikmati semalam saja...

Ayah Ibu... Maafkan anakmu...

7 comments:

ami | 7 Januari 2010 pukul 10.57

hiks jangan sedih teh. begitulah kehidupan adanya. tetap semangat demi si jejak mungil.
salam kenal yaaa wkwkwk

lingkungan kita | 7 Januari 2010 pukul 13.03

pertama2..selamat ya atas kelahiran si mungil..semoga menjadi anak yang berbakti buat ortu..dan bangsa ini...

kedua..
jangan terlalu sedih mbak...ibu pasti selalu memaafkan kesalahan anaknya..apapun itu...

TS Frima | 7 Januari 2010 pukul 14.15

pertama, selamat atas kelahiran anknya, mbak.
semoga dia menjadi anak yang saleh dan berbakti.

kedua, saya rasa kita semu pernah merasakan sensasi dikekang orang tua. dan, kita semua selalu telat menyadari bahwa itu buat kebaikan kita :)

yah, itu dulu.
salam kenal ^_^

Anonim | 7 Januari 2010 pukul 15.56

wahh selamat...
semoga bisa jadi anak yang berbakti..

jasa orang tua memang tidak akan pernah bisa terbalas..

wahyu | 7 Januari 2010 pukul 18.14

ceritanya sama persis sepertiku...
tapi sampai sekarang sejak 3 tahun lalu aku belum bertemu kedua orang tuaku...
karena terpisah jarak ribuan kilometer..
semoga mereka baik2 saja

Cermin Community | 8 Januari 2010 pukul 11.33

selamat atas kelahiran bayinya.
mari bersama kita doakan segala yang baik untuknya.
semoga kita-kita yang sudah dewasa bisa memberi teladan pada generasi di bawah kita bagaimana menghormati dan berbakti pada orangtua.

salam hangat.

rudis | 9 Januari 2010 pukul 01.13

selamat atas kelahiran anaknya,
semoga menjadi anak yang patuh, taat pada kedua orang tua dan berguna bagi bangsa dan negara

Posting Komentar

Teman Dan Warta Mereka