Cerita konyol itu telah lama aku dengar.. kukira aku tidak akan menemukan orang-orang konyol seperti ajudan diatas.. hiks
Yang akan kuceritakan adalah kejadian kesekian kali di tengah proses aku berusaha menyelesaikan pekerjaan dimana aku dikontrak untuk itu. Entah apa dosaku! Mungkin saking gedenya harus menerima semua ini..
Akhir Desember kemarin tempatku kerja kehilangan asset barang. Penanggungjawab tentu saja pemegang kunci lemari. Tentu dia menjadi orang paling ribut takut disalahkan. Setiap peminjaman ada aturannya. Tapi ternyata aturan tinggal aturan, tanpa pengawasan sama saja bohong.
Dua hari setelah ketahuan hilang, semua karyawan dikumpulkan, rapat merunut kronologis kehilangan barang. aku tenang saja karena merasa gak pernah pinjam. tidak ketahuan siapa yang bertanggungjawab, semua bersepakat lapor polisi.
Diwaktu lain sang pimpinan dan dayang-dayangnya mengendap-ngendap menemui orang pintar (merendahkan diri datang ke dukun! Gak ketahuan juga) meminta melihat lewat indra lesmana (saking gak tahu indra keberapa saking konyolnya).. menurut cerita temanku yang kebetulan mergokin.
Polisi datang seminggu setelah rapat, dua orang yang mengaku polisi memanggil karyawan satu-persatu. Namanya hilang sudah lama, polisi juga kebingungan, berkali-kali yang ditanyakan siapa yang seharusnya bertanggung jawab? Apakah selalu diawasi atau tidak? Tidak ada kesimpulan siapa yang mencuri tu barang.
Besoknya, sore hari ditengah kesibukan mengerjakan tugas, kami yang tertinggal dikantor dikumpulkan rapat mendadak. Mereka (salah satu dayang cowok) mengatakan setelah pemeriksaan polisi belum ada hasil. Kita (sesama karyawan) akan geledah rumah semua karyawan kecuali mereka yang dianggap tidak bersalah! Dan kesepakatan ini hanya berlaku bagi mereka yang ikut rapat. Bagi yang bicara pada karyawan lain yang tidak hadir dialah yang terindikasi pencurinya (dasarnya apa? Gegabah sekali! Hah!) jadi aku terindikasi ya karena ngomong ke orang lain, eh aku kan gak ngomong hanya menulis. Hehe..
Dalam rapat aku bilang sepakat ada penggeledahan kalau itu dilakukan oleh polisi, karena menyangkut hak azasi, hak privasi yang dimasuki publik. Penggeledahan punya prosedur yang ketat dan hanya orang yang berwenang yang boleh geledah. Tapi kalau oleh sesama karyawan, Apa hak mereka? Apa mereka gak terpikir kalau aku bisa saja menuduh balik mereka menyimpan barang bukti di rumah orang yang digeledah! Aku marah, marah dan murka.
Di tengah kemarahanku mendengar ide konyol itu, semua mata memandang seolah akulah si pencuri itu. Teman yang sama marahnya hanya terdiam (maklum teman lain yang pasti gak setuju sudah pada pulang). Dengan lantang para dayang setuju untuk menggeledah kontrakan semua karyawan. Dan rumah pertama yang digeledah adalah rumahku. Empat orang jalan dari kantor menuju rumahku yang kebetulan hanya berjarak 500 m. Dalam perjalanan aku bilang cerita orang kentut.. para dayang bermuka masam dan kecut
Aku merasa sangat dihinakan. Inilah rasanya, gendok sekali! ketika aku sering mendengar cerita mereka yang pada masa lalu rumahnya digeledah, dihukum tanpa pengadilan.
Aku langsung ambil cuti.. sakit hati. Dan terakhir kudengar penggeledahan didasarkan pada ramalan kartu tarot teman kantorku yang juga Konyol. Ramalan! gak salah tuh? ANDA TIDAK COCOK KERJA DI AIR!
salam
pongpet
7 comments:
Walah, gara gara ramalan kartu tarot, sampai rumahnya digeledah geledah begitu.
heheehehhe
hari gini..masih percaya sama ramalan ya??
apalagi harus geledah2 orang segala...nybelin bangettt
anda cocok kerja sambil kentut..
nduuut...
huehehe penggeledahan yg aneh, apalagi atas dasar kartu tarot, bukan kartu remi yah mbak apa domino:p
@erik: hehehe iya tuh aneh memang..
@atca: makasih ya..
@ramal: hahahaha
@namaku wendy: kalau kartu atm gapapa ya.. hehehe
trsua kahirnya ketemu ga tuh barangnya? siapa yang ambil mbak???
wah...
jangan2 yang hilang adalah kentut.., yang tak berbekas namun tercium harum....
Posting Komentar